Ternyata Ini Alasan AC Milan Pilih Suksesor Luis Milla daripada Antonio Conte

Polisi.News – AC Milan bergerak mencari pelatih baru guna meneruskan pekerjaan Stefano Pioli musim depan.

Pioli, yang memberikan gelar Liga Italia 2021-2022, diyakini hanya akan menyelesaikan tugas sampai kompetisi musim ini berakhir.

Kontraknya masih berlaku sampai 2025, tapi klub siap melakukan perombakan besar dengan mengakhiri masa kerjanya lebih dini.

Suporter garis keras Rossoneri menuntut revolusi di kursi pelatih.

Suporter pula yang bersuara lantang ketika nama Julen Lopetegui beredar sebagai salah satu kandidat kuat penerus Pioli.

Kampanye dengan tagar #Nopetegui bergema di media sosial yang bertujuan menolak kedatangan pelatih asal Spanyol tersebut.

Kendati pernah memberikan gelar Liga Europa 2019-2020 bagi Sevilla dengan mengalahkan Inter di final, prestasi Lopetegui dinilai tidak istimewa.

Mantan kiper Real Madrid dan Barcelona itu dicap gagal total kala menukangi Los Blancos pada 2018.

Masa kerjanya di Madrid cuma berlangsung tiga bulan.

Kemudian dia juga dipecat Sevilla dua tahun selepas menjuarai Liga Europa.

Terakhir, Lopetegui hanya melatih klub papan tengah Liga Inggris, Wolverhampton, pada 2023.

Ia mengantar Wolves finis di peringkat ke-13 musim tersebut.

Pria yang pernah menjadi suksesor langsung Luis Milla di timnas U-19 dan U-21 Spanyol itu sedang menganggur alias tak terikat klub mana pun.

Alasan itulah yang membuat manajemen AC Milan mengedepankan Lopetegui daripada kandidat lain di tengah keraguan dari suporter.

Rossoneri dapat mengikatnya kapan saja dengan kompensasi yang murah.

La Gazzetta dello Sport mewartakan bahwa petinggi Milan telah menetapkan draf gaji buat Lopetegui.

Di San Siro, dia akan menerima 4 juta euro per musim (69,6 miliar rupiah) dalam kontrak selama 3 tahun.

Dari sisi finansial, Lopetegui lebih ekonomis ketimbang Antonio Conte, Roberto De Zerbi, atau sederet kandidat top lain.

Conte adalah salah satu target impian yang juga sedang gencar dipepet Napoli.

Namun, eks pelatih Juventus dan Inter Milan itu dikabarkan meminta dibayar 7-9 juta euro per musim.

Adapun buat mengikat De Zerbi, Milan memiliki keunggulan dari sisi emosional.

Pelatih Brighton itu merupakan jebolan akademi Rossoneri yang mengawali karier profesional di skuad Merah-Hitam pada 1998 silam.

Gaji De Zerbi juga tidak akan sebesar Conte.

Ditambah skema permainannya yang progresif, De Zerbi tampak sebagai kandidat ideal.

Akan tetapi, Milan harus menebus klausul pelepasan kontraknya dari Brighton yang diperkirakan mencapai 12 juta pounds.

Karena itulah De Zerbi dijagokan bakal pindah ke klub elite lain di Eropa semisalnya dia memilih hengkang.

Sementara itu, salah satu kandidat impian, Thiago Motta, digadang-gadang lebih besar peluangnya ke Juventus.

Sederet calon lain yang dikaitkan dengan Milan mencakup Francesco Farioli (Nice), Paulo Fonseca (Lille), Domenico Tedesco (timnas Belgia), hingga mantan pemain mereka, Mark van Bommel (Royal Antwerp).

Ketimbang merekrut Julen Lopetegui, yang merupakan pelatih asing dan tak pernah berkarier di Itaia, Milan dianjurkan buat mempertimbangkan tiga nama lain yang memiliki ikatan historis dengan klub.

“Saya tak mengerti kenapa nama-nama seperti Roberto Donadoni, Alberigo Evani, atau Frank Rijkaard tidak pernah disebutkan,” ujar winger Milan era 1990-an, Stefano Eranio.

“Mereka menghilang dari sirkulasi rumor walau mereka juga pelatih bagus dan setidaknya seimbang, jika tidak lebih baik dari Lopetegui.”

“Mereka dicintai dan memiliki akar Rossoneri serta bakal dilindungi oleh fan.”

“Mengapa klub mengambil seseorang yang tidak memahami lingkungan di Milan?”

“Saya bisa mengerti kalau pilihannya jatuh kepada Juergen Klopp, yang merupakan pelatih kelas dunia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *