Indonesia dipandang membutuhkan badan atau pusat yang mampu mengendalikan, menganalisis, merencanakan secara integratif serta bisa membangun suatu kekuatan untuk menghadapi serangan biologi dari luar seperti wabah penyakit..
Ha itu diungkapkan oleh Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI Tugas Ratmono menyikapi meningkatnya ancaman peperangan global dalam bentuk perang biologi.
“Kita harus betul-betul menyiapkan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan ancaman biologi ke depan,” kata ujar Ratmono dalam Foccus Group Discussion (FGD), di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (22/3/2021).
Dikatakan, hampir setiap tahun seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia mengalami ancaman pandemi. Bahkan kondisi itu sudah terjadi jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan seluruh negara lain di dunia.
“Kita ketahui bersama, pandemi berlangsung mulai dari tahun ke tahun. Di antaranya pandemi Black Death, Spanish Flu, human immunodeficiency virus (HIV)/AIDS, H1N1 Flu, Flu Hongkong, Mers-Cov, Ebola dan saat ini kita sudah satu tahun menghadapi pandemi Covid-19 yang kita rasakan bersama,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kapuskes TNI menyampaikan, dalam menghadapi suatu ancaman biologi harus dibangun suatu kekuatan preventif yang komprehensif, deteksi dan reporting atau pelaporan yang baik, termasuk suatu rapid response yang harus siap dan sistem kesehatan untuk menghadapi ancaman biologi.
“Kita harus mempunyai kesiapan di dalam mengelola risiko lingkungan atau risk management and environment yang harus dibangun bersama,” tandasnya.